Shalat Gerhana Bulan Dan Matahari Penjelasan Lengkap
Gerhana matahari atau gerhana bulan adalah fenomena alam yang seringkali terjadi, di mana pada waktu gerhana matahari yaitu posisi bulan terletak di antara bumi dan matahari sehingga terlihat menutup sebagian atau seluruh cahaya matahari di langit bumi. Alhasil wilayah bumi yang terdampak dari gerhana matahari tersebut akan mengalami keadaan gelap untuk beberapa menit.
Dan untuk posisi gerhana bulan itu terjadi ketika posisi bumi berada di antara matahari dan bulan, atau secara garis lurus bumi berada di tengah matahari dan bulan. Dan untuk seluruh umat Islam yang wilayahnya terdampak atau terdapat gerhana matahari atau bulan itu disunahkan untuk melaksanakan shalat sunnah gerhana. dan berikut ini adalah penjelasan yang lebih signifikan mengenai shalat gerhana.
Penjelasan Shalat Gerhana
Gerhana matahari bisa disebut dengan kusuf sedangkan gerhana bulan bisa disebut dengan khusuf. Dan ketika gerhana matahari atau bulan terjadi sebagai umat Islam disunahkan untuk melaksanakan shalat gerhana. Berikut ini ada hadist yang menjelaskan tentang anjuran untuk melaksanakan shalat gerhana matahari dan bulan yaitu:
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَا يَكْسِفَانِ لِمَوْتِ اَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ وَلَكِنَّهُمَا آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللهِ تَعَالَى فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَقُومُوا وَصَلُّوا
Artinya: “Sungguh, gerhana matahari dan bulan tidak terjadi sebab mati atau hidupnya seseorang, tetapi itu merupakan salah satu tanda kebesaran Allah ta’ala. Karenanya, bila kalian melihat gerhana matahari dan gerhana bulan, bangkit dan shalatlah kalian,” (HR Bukhari-Muslim).
almanhaj.or.id menjelaskan dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha, dia bercerita bahwa pada masa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam terjadi gerhana matahari, lalu beliau mengerjakan shalat bersama orang-orang. Maka beliau berdiri dan memanjangkan waktu berdiri, lalu beliau ruku dan memanjangkannya.
Kemudian beliau berdiri dan memanjangkannya –berdiri yang kedua ini tidak selama berdiri pertama-. Setelah itu, beliau ruku dan memanjangkan ruku, ruku-nya ini lebih pendek dari ruku pertama. Selanjutnya, beliau sujud dan memanjangkannya.
Kemudian beliau mengerjakan pada rakaat kedua seperti apa yang beliau kerjakan pada rakaat pertama. Setelah itu, beliau berbalik sedang matahari telah muncul. Lalu beliau memberikan khutbah kepada orang-orang. Beliau memanjatkan pujian dan sanjungan kepada Allah.
Dan setelah itu, beliau bersabda:
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ، لاَيَنْخَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ، فَإِذَا رَأَيْتُم ذَلِكَ، فَادْعُوا اللَّهَ، وَكَبِّرُوْا، وَصَلُّوْا، وَتَصَدَّقُوْا ثُمَّ قَالَ : يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ، وَاللَّهِ مَامِن أَحَدٍ أَغْيَرُ مِنْ اللَّهِ أَنْ يَزْنِيَ عَبْدُهُ أَوْ تَزْنِيَ أَمَتُهُ، يَاأُمَّةَ مُحَمَّدٍ لَوْ تَعْلَمُوْنَ مَاأَعْلَمُ، لَضَحِكْتُمْ قَلِيْلاً، وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيْرً
Artinya:“Sesungguhnya matahari dan bulan itu merupakan dua (tanda) dari tanda-tanda kekuasaan Allah. Keduanya tidak mengalami gerhana karena kematian seseorang dan tidak juga karena kehidupan seseorang. Oleh karena itu, jika kalian melihat hal tersebut maka hendaklah kalian berdo’a kepada Allah, bertakbir, shalat dan bersedekah”.
Maknanya berdasarkan hadis tersebut sudah jelas bahwa sangatlah dianjurkan untuk melaksanakan shalat gerhana ketika terjadi gerhana matahari atau bulan. Tapi, dalam pelaksanaan shalat gerhana ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, berikut ini adalah penjelasannya.
Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Ketika Shalat Gerhana
- Untuk yang pertama tentunya apabila hendak melaksanakan shalat gerhana pastikan terjadinya gerhana matahari atau bulan
- Kedua, shalat gerhana dilaksanakan ketika gerhana terjadi
- Ketiga, apabila melaksanakan shalat gerhana dengan berjamaah maka sebelum shalat secara jamaah dapat di ingakan dengan ungkapan,”As-Shalâtu jâmi'ah.”
- Shalat gerhana dilaksanakan dua raka'at
- Setelah shalat gerhana apabila dilakukan secara berjamaah disunnahkan untuk berkhotbah
Tata Cara Shalat Gerhana Bulan
Di atas sudah dijelaskan juga bahwa shalat gerhana bulan dalam bahasa Arab itu disebut dengan khusuf. Untuk waktu shalat gerhana bulan dilakukan sejak awal gerhana bulan sampai berakhirnya gerhana bulan.
- Niat shalat gerhana bulan (khusuf)
Jika kamu sebagai imam, bisa membaca niat:
أُصَلِّي سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامً لله تَعَالَى
"Ushalli sunnatal khusuf rak'ataini imaman lillahi ta'ala.
" Artinya: "Saya salat sunah gerhana bulan dua rakaat sebagai imam karena Allah SWT.”
Sedangkan, untuk makmum niatnya:
أُصَلِّي سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ مَأمُومًا لله تَعَالَى
"Ushalli sunnatal khusuf rak'ataini makmuman lillahi ta'ala."
- Takbiratul ikhram Dan Do'a Iftitah
- Membaca surat Al-fatihah
- Membaca surat-surat dalam Al-Qur'an
Ketika membaca surat-surat dalam Al-Qur'an itu disunahkan membaca surat yang panjang, tetapi juga tidak apa-apa apabila membaca surat-surat yang pendek.
- Ruku' dengan tuma'ninah
Disunnahkan ketika rukuk itu sedikit lama seperti waktu berdiri.
- Berdiri kembali untuk membaca surat Al-fatihah
- Membaca surat-surat dalam Al-Qur'an
Disunahkan membaca surat yang lebih pendek dari pada surat yang sebelumnya.
- Ruku' kembali dengan tuma'ninah
Disunahkan juga ketika ruku' yang kedua lebih pendek dari pada ruku' yang pertama.
- I'tidal dengan tuma'ninah
- Sujud dengan tuma'ninah
- Duduk di antara dua sujud
- Sujud kembali dengan tuma'ninah
- Berdiri kembali untuk melaksanakan raka'at yang kedua
- Membaca Al-Fatihah
- Membaca surat-surat pendek dalam Al-Qur'an
- Ruku' dengan tuma'ninah
Disunnahkan ketika ruku' lebih lama seperti waktu berdiri
- Berdiri kembali untuk membaca surat Al-fatihah
- Membaca surat-surat dalam Al-Qur'an
- Ruku' kembali dengan tuma'ninah
Dan untuk ruku' yang kedua yang terdapat pada raka'at kedua itu disunahkan lebih pendek dari pada ruku' yang pertama yang terdapat pada roka'at kedua
- I'tidal dengan tuma'ninah
- Sujud dengan tuma'ninah
- Duduk diantara dua sujud
- Sujud kembali dengan tuma'ninah
- Duduk tasyahud akhir
- Membaca salam
Begitu salam selesai diucapkan, disunnahkan pula untuk berdoa. Karena berdoa di waktu setelah sholat gerhana bulan adalah waktu yang mustajabah untuk berdoa.
Kemudian setelah selesai shalat apabila kamu menjadi seorang imam maka imam akan menyampaikan khutbah kepada para jama’ah yang berisi anjuran untuk berdzikir, berdo’a, beristighfar, sedekah, dan membebaskan budak.
Tata Cara Shalat Gerhana Matahari
Sudah dijelaskan juga di atas bahwa shalat gerhana matahari dalam bahasa Arab disebut dengan istilah kusuf. Dan sebenarnya tata cara sholat gerhana matahari itu sama dengan tata cara shalat gerhana bulan.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
Artinya: “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Kedua gerhana tersebut tidak terjadi karena kematian atau lahirnya seseorang. Jika kalian melihat keduanya, berdo’alah pada Allah, lalu shalatlah hingga gerhana tersebut hilang (berakhir).” (HR. Bukhari Muslim)
Dan untuk yang membedakan dari tata cara shalat gerhana bulan dan gerhana matahari adalah niatnya. Niat untuk sholat gerhana matahari, adalah sebagai berikut:
Niat shalat gerhana matahari (Kusuf)
أُصَلِّيْ سُنَّةَ لِكُسُوْفِ الشَّمسِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى
Usholli sunnatan likusuufis syamsi rok'taini lillahi taa'ala
Artinya : "Aku niat shalat sunnah gerhana matahari dua rakaat karena Allah ta'ala "
Setelah itu gerakan dan bacaan shalat itu sama dengan saat melaksanaan shalat gerhana bulan.
Do'a Setelah Shalat Gerhana
Ada pun do'a yang bisa dibaca ketika setelah menunaikan ibadah shalat gerhana matahari maupun gerhana bulan, adalah sebagai berikut yaitu:
اَللهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ مَالِكُ السَّمَوَاتِ واْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ نُوْرُ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ الْحَقُّ وَوَعْدُكَ الْحَقُّ وَلِقَاءُكَ حَقٌّ وَقَوْلُكَ حَقٌّ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ وَالنَّبِيُّوْنَ حَقٌّ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ وَالسَّاعَةُ حَقٌّ. اَللهُمَّ لَكَ اَسْلَمْتُ وَبِكَ اَمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْكَ اَنَبْتُ وَبِكَ خَاصَمْتُ وَاِلَيْكَ حَاكَمْتُ فَاغْفِرْلِيْ مَاقَدَّمْتُ وَمَا اَخَّرْتُ وَمَا اَسْرَرْتُ وَمَا اَعْلَنْتُ وَمَا اَنْتَ اَعْلَمُ بِهِ مِنِّيْ. اَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَاَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لاَاِلَهَ اِلاَّ اَنْتَ. وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ.
(Allahumma lakalhamdu anta qoyyimus samaawaati wal ardhi waman fiihinna. Walakal hamdu anta maalikus samaawaati wal ardhi waman fiihinna. walakal hamdu anta nuurus samaawati wal ardhi fiihinna.
Walakal hamdu antal haqqu wawa'dukalhaqqu waliqoouka haqqun waqoulika haqqun waljannatu haqqun wannaru haqqun wannabiyyuuna haqqun muhammadun shollallahu 'alaihi wasallama haqqun wassa'atu haqqun.
Allahumma laka islamtu wabika aamantu wa'alaika tawakkaltu wailaika anabtu wabika khooshomtu wailaika khakamtu faghfirlii maa qoddamtu wamaa akkhortu wamaa asrortu wamaa a'lantu wamaa anta a'lamu bihii minnii. Antalmuqaddimu wa antalmuwwikkhiru laa ilaaha illaa anta. Walaa haula walaa quwwata illa billah).
Arinya: "Ya Allah, milik-Mu lah segala segala puji. Engkaulah penegak dan pengurus langit dan bumi, serta makhluk yang ada di dalamnya. Milik-Mu lah segala puji. Engkaulah penguasa langit dan bumi, serta makhluk yang ada di dalamnya. Milik-Mu lah segala puji.
Engkau lah cahaya langit dan bumi serta makhluk yang ada di dalamnya. Milik-Mu lah segala puji. Engkau yang benar, janji-Mu lah yang benar, pertemuan dengan-Mu lah adalah benar, perkataan-Mu adalah benar, surga itu benar, neraka itu benar, para nabi itu benar. Nabi Muhammad saw itu benar, dan hari kiamat itu benar.
Ya Allah, hanya kepada-Mu aku berserah berserah diri, hanya kepada-Mu aku beriman, hanya kepada-Mu aku bertawakkal, hanya kepada-Mu aku kembali, hanya dengan-Mu lah kuhadapi musuhku, dan hanya kepada-Mu aku berhukum.
Maka, ampunilah segala dosaku yang telah kulakukan dan yang (mungkin) akan kulakukan, yang kurahasiakan dan yang kulakukan secara terang-terangan. Juga dosa-dosa lainnya yang Engkau lebih mengetahuinya daripada aku. Engkaulah yang Maha terdahulu dan Maha terakhir. Tidak ada tuhan selain Engkau, dan tidak ada dan kekuatan, kecuali dengan pertolongan Allah."
Keutamaan Shalat Gerhana
Meskipun shalat gerhana tidak wajib tetapi di dalamnya banyak sekali keutamaan-keutamaan nya. dan berikut ini adalah beberapa keutamaan dari melaksanakan ibadah shalat gerhana matahari maupun bulan yaitu:
- Mendekatkan diri kita kepada Allah SWT
Keutamaan shalat gerhana yang pertama adalah sebagai sarana bagi orang-orang yang beriman untuk pengingat kekuasaan Allah serta mendekatkan diri kita kepada Allah. Memang shalat gerhana bisa dilaksanakan secara sendiri tetapi sangat dianjurkan untuk melaksanakan berjamaah.
- Amalan sunnah Rasullullah
Apabila melaksanakan shalat gerhana ini akan mendapatkan pahala kerena bagi siapa yang menjalan sunah yang dikerjakan oleh Nabi Muhammad SAW di mata Allah mereka telah melakukan kebaikan. Maka barang siapa yang melaksanakan sholat gerhana maka akan mendapatkan amal kebaikan dari Allah SWT.
- Menghindari Musyrik
Karena di dalam fenomena gerhana matahari atau bulan biasanya terdapat cerita-cerita yang mengarah kepada kemusyrikan. Sehingga dengan melaksanakan shalat gerhana maka akan menegaskan bahwa gerhana matahari maupun bulan itu adalah fenomena alam yang terjadi karena kekuasaan Allah bukan dari hal-hal mistis yang lainnya.
Kesimpulan
Intinya dari penjabaran mengenai ibadah shalat yang dikerjakan pada saat gerhana matahari maupun bulan itu sangat dianjurkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam untuk melakukannya. Dimana proses terjadinya gerhana matahari atau bulan itu menunjukkan kebesaran Allah SWT.
Serta apabila melaksanakan ibadah shalat gerhana maka di dalamnya banyak sekali keutamaannya seperti mendekatkan diri kepada Allah dan juga shalat gerhana juga salah satu amalan sunnah Rasullullah dan bila kita sebagai umat Islam melaksanakan apa yang di lakukan oleh Rasulullah maka kita akan mendapatkan berkah dan kebaikan dari Allah.